Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Buletin Anatomi dan Fisiologi (Bulletin of Anatomy and Physiology)

Pertumbuhan Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) dan Komposisi Kompos pada Media yang Diperkaya Limbah Rumah Makan dan Limbah Industri Tahu Richard D Anggada; Sucahyo Sucahyo; Susanti Pudji Hastuti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.813 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.182-191

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi media terbaik untuk pertumbuhan cacing tanah (L. rubellus), ditinjau dari perubahan panjang akhir, laju pertumbuhan relatif berdasarkan panjang, massa basah, dan massa kering akhir, dan mengetahui komposisi kompos yang dihasilkan dari media yang diperkaya limbah rumah makan dan limbah industri tahu. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 variasi selama 60 hari. Masing-masing perlakuan dibuat 5x ulangan. Hasil pertumbuhan cacing pada perlakuan 25% kotoran sapi : 25% limbah rumah makan : 50% limbah tahu tidak dapat diukur karena cacing 100% mati. Perlakuan dengan 50% kotoran sapi : 25 % limbah rumah makan : 25% limbah tahu menunjukkan hasil paling baik untuk mendukung pertumbuhan cacing tanah ditinjau dari panjang tubuh akhir, laju pertumbuhan relatif, massa basah akhir, dan massa kering akhir. Kompos yang dihasilkan dari ketiga perlakuan menunjukan Kadar C organik, kadar hara makro (N, P, dan K), serta pH sudah sesuai dengan standar Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 70 tahun 2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah. Kata kunci : laju pertumbuhan, C organik, hara makro
Pengaruh Lama Aerasi yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Populasi dan Kualitas Warna dari Kutu Air Raksasa (Daphnia magna) Pierre Charismanuel Gideon; Sucahyo Sucahyo; Susanti Pudji Hastuti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 7, Nomor 2, Tahun 2022
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.7.2.2022.66-74

Abstract

Salah satu pakan alami yang paling baik dalam budidaya perikanan adalah D. magna yang sudah banyak dibudidayakan dan dapat diambil langsung dari alam, namun belum cukup dalam memenuhi kebutuhan. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan populasi dan kualitas warna dari D. magna berdasarkan lama aerasi sehingga dapat mengetahui lama aerasi yang paling optimal untuk kultur D. magna. Penelitian ini dilaksanakan dengan membuat tiga faktor perlakuan dan satu faktor kontrol. Faktor kontrol adalah tanpa aerasi, faktor A dengan aerasi 3 jam/hari, faktor B dengan aerasi 6 jam/hari, dan faktor C dengan 24 jam aerasi. Masing – masing faktor memiliki 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu aerasi 3 jam/hari adalah faktor paling optimal dalam menunjang pertumbuhan populasi D. magna dan faktor kontrol yaitu tanpa pemberian aerasi paling optimal dalam menunjang warna D. magna. Hasil analisis data dalam uji Friedman menunjukkan adanya perbedaan pengaruh pada pertumbuhan D. magna. Hasil pengukuran kualitas air menunjukan kadar DO cenderung turun bahkan melewati batas minimum, namun pada faktor C kadar DO masih dalam kadar optimal. Suhu berkisar 24.1 – 30.6 ℃ dan pH berkisar 6.3 – 7.0. Kondisi ini masih dalam kisaran optimum untuk kultur D. magna.  One of the best natural feeds in aquaculture is D. magna which has been widely cultivated and can be taken directly from nature, but is not sufficient to meet the needs. For this reason, this study aims to determine the effect of population growth and color quality of D. magna based on aeration time so that can determine the most optimal aeration time for D. magna culture. This research was conducted by making three treatment factors and one control factor. The control factor was without aeration, factor A with aeration 3 hours/day, factor B with aeration 6 hours/day, and factor C with 24 hours aeration respectively. Each factor has 3 repetitions. The results showed that aeration time of 3 hours/day was the most optimal factor in supporting the growth of D. magna population and the control factor without aeration was the most optimal in supporting the color of D. magna. The results of data analysis in the Friedman test showed there were different effect on the growth of D. magna. The results of water quality measurements show that DO levels tend to fall even past the minimum limit, but in factor C, DO levels are still in optimal levels. The measurement of temperature ranges from 24.1 – 30.6 and the pH ranges from 6.3 – 7.0. This condition was still in the optimum range for D. magna culture
Penggunaan Air Limbah Rendaman Kedelai yang Difermentasi dalam Budidaya Kutu Air (Daphnia magna) Rahel Rosana Pramudiva; Sucahyo Sucahyo
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 8, Nomor 1, Tahun 2023
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.8.1.2023.1-9

Abstract

Ketersediaan air limbah rendaman kedelai yang melimpah dapat dijadikan sebagai pakan alternatif bagi D. magna. Peningkatan nutrisi dapat dilakukan melalui penambahan probiotik EM4. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi pemberian pakan air limbah rendaman kedelai terfermentasi dan periode waktu terhadap pertumbuhan D. magna. Penelitian dilaksanakan secara eksperimental di Laboratorium Akuakultur, Fakultas Biologi UKSW. Hasil pengamatan pertumbuhan D. magna tertinggi ditunjukkan oleh P3 (pakan terfermentasi 10 ml) sebanyak 922 ind/L, sedangkan perlakuan yang tidak mengalami pertumbuhan berarti ditunjukkan oleh P6 (pakan terfermentasi 80 ml) dan P1 sebagai kontrol. Konsentrasi terbaik ditunjukkan oleh P3 (pakan terfermentasi 10 ml). Pemberian air limbah rendaman kedelai terfermentasi sebagai asupan pakan D. magna lebih efektif dibandingkan dengan pakan tanpa fermentasi.The abundant availability of soy soaking wastewater could be used as an alternative feed for D. magna. Improving the feed’s nutrition could be done through by adding EM4 probiotics. This study aimed to determine the impact of differences in the concentration of fermented soy soaking wastewater feed and the growth period on the growth of D. magna.  The study was conducted experimentally in the Aquaculture Laboratory, Faculty of Biology UKSW. The observation revealed that the highest D. magna growth was demonstrated by P3 (10 ml of fermented feed) with 922 ind/L. In comparison, the treatment that did not experience significant growth was shown by P6 (80 ml fermented feed) with  P1 as the control.  The best feed concentration was  P3 (10 ml fermented feed). To conclude, the provision of fermented soy soaking wastewater as a D. magna’s feed intake was more effective compared to non-fermented feed intake.